Laman

Wednesday, July 25, 2012

Aku suka memandangimu ketika kamu tertawa...

Aku mengenalmu tepat diusiaku yang ke-16. kamu bukan sebayaku, aku tahu. aku duduk diakhir masa dua tahunku di SMA. dan kamu, kamu baru akan menginjak tahun kedua setelah libur panjang nanti. Aku tidak mengenalmu sama sekali, bahkan mendengar namamu saja aku masih sedikit bingung. "Nama yang aneh" pikirku sejenak pada saat itu. Nama yg aneh dengan makna yg indah, "Sang Matahari". Aku ingat, pada saat itu hari Jumat. Aku ingat seragammu yang berbeda dengan temanmu. Aku tanya mengapa, kamu hanya tertawa bukan? Aku ingat refleks saat kau tertawa, tanganmu terangkat untuk menutupi mulutmu. Aku tak tahu mengapa, tak tahu apa yg salah dengan senyum lebarmu. Aku belum mengenalmu bukan? Saat itu adalah pertama mengenal sosokmu, bertemu dengan tak sengaja. Dipertemuan pertama entah setan mana yang menghasutmu untuk mengatakan bahwa aku menarik. Aku tak tahu. Bukankah aku baru mengenalmu beberapa detik yg lalu?
Kita terlalu banyak bercanda, aku yg bertepatan ingin menjadi personal yg "menyenangkan" didukung dengan hadirnya kamu yg humoris. Aku suka memandangmu ketika kamu tertawa. Aku mengajarimu mengenai tata cara upacara, kamu mengajariku tertawa. Tapi aku maklumi setiap jengkal kesalahanmu, semua orang memang menyepelekan apa yg kutekuni. tapi nyatanya, melakukan apa yg kutekuni tak semudah yg mereka pikirkan bukan? aku suka melihat langkah tegapmu yg masih kaku. Itu semua terasa lucu bagiku. Aku menemukan diriku yg baru tepat diusiaku yg ke 16. Maka pertemuan itu hanya aku harapkan hingga Jumat ditanggal 16 April.
Rupanya cipta daya tangan Tuhan lain, aku bertemu kamu lagi, berbaris mengikuti kegiatan yg aku kelola. Aku tak pernah menyangka kamu mempunyai ketertarikan atas apa yg aku tekuni. Aku hanya merasa bahagia dapat memandangmu lebih lama dan lebih dekat, memandang tawamu. Kegiatan itu tidak berlangsung sebentar, berbulan-bulan. bahkan nyaris satu semester. Aku menikmati setiap detik kebersamaanku denganmu. dengan semua ceritamu, tentang semua leluconmu, tentang semua hinaanmu, tentang rasa rasa sukamu terhadap seseorang. Aku suka memandangmu tertawa, aku hanya merasa bahagia ketika kamu dapat tertawa ketika bersamaku. Lalu waktuku banyak kuhabiskan untukmu. Untuk membalas semua pesan singkatmu, pesan di jejaring sosial bahkan hanya untuk menerka-nerka apa yang sedang kamu lakukan. Aku suka berlama-lama mengobrol dengan kamu karena kamu begitu menyenangkan. Ya, aku menyukaimu jauh lebih dalam dari yg aku sadari.
tepat dipekan kedua bulan Ramadhan, kita bukan hanya sekadar teman atau senior terhadap junior, kita menjalani apa yang menurut kita benar. Seragam putih abu begitu berkesan bagiku, pakaian itu yang banyak ku kenakan untuk menghabiskan masa-masa terakhir di masa SMA bersama kamu. Koridor di lantai dua memandang ke lapangan adalah tempat yang menyenangkan untuk menunggumu hingga bel memisahkan. Aku pulang selalu pulang terlambat, hanya dapat bercengkrama lebih lama dengan kamu atau hanya sekedar memandangmu, memastikan kamu baik-baik saja. Hingga diakhir masa SMA, aku masih ingin lebih lama di masa itu. Menjalani masa SMA bersama kamu jauh lebih lama.
Rupanya waktu menggerogoti habis rasa sayang dan perhatian yg kita punya sebelumnya. Rupanya keegoisan masing-masing jauh lebih banyak mendominasi diri kita. Diri kamu dan aku. Hingga pada akhirnya kamu lelah menghadapiku, aku lelah menghadapimu. hingga pada akhirnya ada yg lebih baik untukmu. lalu aku menemukan org lain yg sanggup mengobati lukaku, lukaku atas kamu. Andai lukamu seperti lukaku, kamu mengerti. Andai lukaku seperti lukamu, aku akan mengerti. Aku tetap memandangmu ketika kamu tertawa, melalui wanita yang kau sayangi yang dapat membuatmu tersenyum sekarang :)

Published with Blogger-droid v2.0.6

No comments:

Post a Comment