Laman

Friday, November 2, 2012

Pria kerdil ...

Aku mencintaimu pada deret kalimat pertama pada setiap artikel dalam jurnal harian mayamu. Aku menyukai alur demi alur yang kau ceritakan lewat guratan layar monitorku. Aku mengagumi dalam lilinan kata yang kau urai menjadi makna yang indah. Aku menerawang, andai saja yang kau maksud "kamu" dalam setiap artikelmu adalah "Aku" dalam kehidupan nyatamu. Bahwa aku berharap ada aku sebagai penyebab dirimu dilema. Bahwa dihatimu, ada aku sang lelaki pemalu. Aku menyukaimu bukan karena fisik. Tapi pembawaanmu dalam pemilihan tiap kata dalam jurnalmu dan senyummu yang tulus adalah yang terindah didalam duniaku. Aku pengagum rahasiamu yang selalu diam-diam mencuri lihat ketika dirimu tersenyum. Aku lelaki yang tak mampu merengkuhmu, padahal sebenarnya ingin.
Aku memang lelaki pecundang, yang tak mampu menatap tegas bahwa aku mencintaimu sejak aku membaca baris pertama tulisanmu. Aku membawamu terlunta-lunta dalam rasa gundah menerka-nerka hatiku. Aku mencintaimu, ketika artikelmu menyatakan padaku bahwa kamu mencintaiku jua. Ah mungkin hanya firasat yang terlampau dibumbui rasa pengharapan. Aku mengharapkan kamu sebagai cenayang, agar aku tak perlu lagi membuang muka agar tak beradu pandang denganmu dan tertangkap basah sedang tersipu malu melihatmu tersenyum penuh kehangatan. Aku takut harga diriku lemah dimatamu, aku takut kamu tak mengindahkanku ketika kau tahu, aku hanya manusia tak sempurna. Manusia pemalu mengungkap rasa. Terlalu lemah untuk merangkai asa. Aku mencintai kepolosan dan keringananmu. aku mencintaimu, bocah.

Dari lelaki sok dewasa yang terlampau kerdil untuk mengakui :')

No comments:

Post a Comment