Aku tahu, mungkin kedekatan kita tak ada yang tahu. Aku tak tahu siapa sebenarnya yang menutup-nutupi. Aku tahu, kita dekat. Tapi seperti apa kedekatan itu, aku juga tak tahu.
Aku dan kamu sering berjumpa, bertatap muka, bercanda bahkan saling menunggu. Menunggu siapa yang mau memulai menunjukkan perasaannya. Aku dan kamu bukan malu, bukan pula gengsi. Hanya tak mau setiap langkah yang dilalui menjadikan kedekatan kita kaku diudarai rasa canggung. Lalu, lambat laun aku dan kamu akan mengambil langkah menjauh. Lambat laun, aku dan kamu hanya akan begitu.
Aku tak tahu apa debaran yang kurasakan dapat tertuju padamu. Semua isyarat itu, tidakkah kau mengerti? Semua bahasa tubuh yang diam-diam lekat memandangmu? Atau mungkin Bahasa perhatianku dipesan singkat kurang frontal? atau mungkin, semua isyarat itu kamu tepis. Kamu tak mau terlalu berharap. yah, aku tahu pasti sifatmu akan sebuah pengharapan. Kamu tak ingin berekspetasi berlebihan, takut jatuh mungkin? aku tak tahu jauh.
Lalu, dibagian mana dalam makna status jejaring sosialmu yang dapat kumaknai sebagai akulah penyebab kau menulis? Setiap kutanya, kau selalu berkelit. berusaha membelokkan arah pembicaraan. Aku hanya merasa, timing yang aku dan kamu jalani dengan waktu penulisan status jejaring sosialmu terlalu sempurna untuk disebut kebetulan. Lalu, adakah aku dalam makna status jejaring sosialmu?
Setiap kucoba mengorek informasi tentang siapa yang sedang kau sayangi, jawabanmu tak tahu. Bukankah kamu yang merasakan? mengapa masih berkata tak tahu? atau kah kamu tak ingin berbagi? Lalu, apakah ada aku didalam hatimu?
Kamu, selalu memberiku seribu satu alasan untuk berkata "ya" kemana pun kamu hendak mengajakku pergi. kamu, mampu menghilangkan kata "tidak" dalam kemampuan bahasaku. Kamu, satu-satunya orang yang ingin aku rengkuh hari ini. Kamu, satu-satunya yang ingin kupeluk ketika kamu ada dihadapanku. Adakah rasa itu sampai padamu?
Thursday, September 13, 2012
Adakah rasa itu sampai padamu?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment