Menemukanmu diam disudut sendiri terpaku dengan layar tepat
di depan kaca mata bundar. Terlihat asik dengan apa yang kau kerjakan. Terpaku
beberapa lama disampingmu berpikr hendak menyapa atau hanya biarkan engkau
sibuk dengan kegiatan yang sedang kau jalani. Mengumpulkan keberanian,
sayangnya nyaliku tak semudah itu kukumpulkan. aku kembali berdiri. Tak jadi
berbicara apapun, ku kunci lagi mulutku.
Tak lebih dari lima menit ku kembali, kamu masih begitu.
Diposisi yang sama dan keadaan yang sama. Aku mencoba mengumpulkan keberanian
untuk berbincang dengan sosok wanita tepat didepan mata. Kuberanikan duduk
tepat disampingmu. Aku menoleh dan kau pun menoleh. Aku tersenyum dan engkau
tersenyum disanalah aku berani menyapa. Menanyakan darimana asal hingga basa-basi
belaka hanya memperpanjang perbincangan. Engkau terlampau banyak tertawa dan
aku sadar aku terlalu banyak tersenyum, teripu malu dengan keadaan yang
canggung ini. Tapi sepertinya hanya ada aku yang terlampau canggung dengan
situasi yang terjadi disini, engkau begitu santai dan sangat supel dengan
lingkungan sekitarmu, terlampau mudah untuk dekat dengan siapa pun.
Aku coba untuk menggodamu, mendekati hanya untuk tahu sejauh
mana engkau tahu tentang canggung dan debaran yang kurasakan. Debaran jantungku
tak kau dengar kan? Aku memastikan diriku sendiri bahwa aku baik-baik saja
dengan engkau tak mendengar debaran jantungku. Aku terlampau malu dan terlampau
canggung untuk duduk disampingmu. Hening melanda, kamu kembali sibuk dengan
layar di depan matamu dan lidahku terlalu kelu untuk memulai kembali
perbincangan denganmu. Aku beranjak, berharap kamu sadar dan sedikit kehilangan
teman berbincang. Sayangnya, sifatmu lah yang menjadikan aku menyerah, aku
sadar perlakuanmu terhadapku adalah perlakuan yang sama dengan yang kau berikan
pada lelaki lain. Maka sampai disanalah aku berusaha.
Untuk perempuan disudut ruangan.
Lelaki Pemalu.
(P.s tak ada yang lebih menyenangkan selain menghayal suatu
kejadian. Enjoy!)
No comments:
Post a Comment